Pada satu hari di bulan Juni, aku berniat berkunjung ke Pasar Baru. Pasar baru terletak di Jakarta Pusat. Aku menuju ke pasar baru menggunakan KRL. Siang itu KRL ramai lancar. Sesampai di depan pintu masuk pasar baru aku berdiri mematung dan terdiam karena kagum melihat pintu masuknya.
Setelah memasuki kawasan pasar baru, aku melihat-lihat ada berbagai barang yang dijual. Di bagian depan sebelum memasuki gapura ada tukang buah dan pedagang asongan. Aku berjalan melewati gapura, di sini jalannya hanya lurus saja. Lalu, nampak seorang bapak yang menjual uang kuno. Aku memang suka mengoleksi uang kuno, tapi tidak maniak. Aku melihat-lihat, uangnya masih rapih semua--tidak lecek.
Aku lanjut berjalan, lalu banyak toko-toko sepatu, kain/bahan, pakaian jadi, dan ada tempat makan juga. Aku tergiur dengan etalase Thai Tea, jadilah aku membeli satu dan menikmati. Aku beli super milo, ternyata rasanya benar-benar super. Rasanya manis sekali, aku sebenarnya tidak terlalu suka rasa yang terlalu manis, tapi yasudah kuminum juga hingga habis. Segar rasanya minum Thai Tea dingin setelah berjalan dari stasiun ke area pasar baru yang lumayan membuat berkeringat.
Oh iya, sebelum membeli Thai Tea, ada seorang pria yang menghampiriku. Pria tersebut mengatakan aku dapat hadiah dan menyodorkan selembar kartu, bentuknya seperti kartu nama. Entah apa tulisannya, awalnya aku tidak terlalu peduli, lalu aku sempat mengambil sebentar karena aku berpikir mungkin seperti brosur. Setelah kuambil, pria tersebut mengatakan, "yuk diambil hadiahnya di sana, diundi dulu," otomatis kalimat itu membuatku mengembalikan kartu yang ia beri. "Nggak!" seraya mengembalikan. Aku bukan berburuk sangka, tapi beberapa temanku pernah terkena penipuan di dalam mal dengan modus menang undian.
Setelah usai minum Thai Tea dengan rasa super milo, aku lanjut menelusuri kawasan pasar baru. Hari sudah menjelang sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Bingungnya, saat sudah sore begini mengapa ada penjual yang baru buka? Penjaja yang baru membuka jualannya tersebut merupakan pedagang kaki lima yang berada di dalam kawasan pasar baru. Barang jualan yang dibuka ada baju, celana, sepatu, serta makanan. Aku sebenarnya tertarik dengan sate telur dan sate kikilnya, tapi aku urung membeli karena sedang bulan Ramadhan dan aku bukan anak kecil. Meski aku tetap minum di tempat Thai Tea tadi, tapi kalau terlalu ramai aku juga enggan untuk mengonsumsi makanan atau minuman.
Aku lalu mampir ke sebuah toko aksesori. Awalnya aku tertarik karena di bagian depan toko ada gulungan-gulungan wallpaper dan setumpuk wall sticker di atas rak yang terlihat lucu-lucu. Saat aku memasuki toko, ternyata ada berbagai hal unik dengan harga murah menurutku, ada kepala charger berbentuk mini, lilin dengan berbagai aroma dan warna, alat masak dengan berbagai bentuk, dan sebagainya.
Karena sudah sampai ujung, jadilah aku memutuskan untuk kembali pulang. Aku membuka googlemaps untuk mencari tahu jalan kembali ke stasiun KRL Juanda. Ternyata aku harus masuk kembali ke dalam kawasan pasar baru lalu berbelok ke Jalan Pintu Air Raya. Di perjalanan sebelum belok, aku melihat ada beberapa penjaja jambu bangkok. Penglihatan pertama belum tertarik, penglihatan kedua agak tertarik, penglihatan ke tiga... aku tergoda, beli deh. Akhirnya kubeli sepak jambu bangkok dengan harga Rp 20.000,00.
Setelah dicoba di rumah, jambunya terasa segar. Jambu ini dipak dengan sebungkus cairan encer berwarna hitam seperti kecap dan garam bercampur bubuk cabai. Rasa cairan hitamnya asam dan garam campur cabai membuat rasa asin dan pedas. Saat aku campurkan jambunya dengan cairan hitam beserta garam dan cabai, rasanya jadi segar, sedikit manis, asam, asin, dan pedas. Cocok untuk teman bersantai sambil ngemil sehat karena ini buah.
Awal mula ke pasar baru ini tujuanku sebenarnya ingin menanyakan harga kamera DSLR bekas. Tapi, aku hanya menemukan 2 toko kamera, sedangkan menurut berbagai pemberitaan yang aku baca di internet dan di beberapa surat kabar dengan branding yang sudah terpercaya mengatakan pasar baru merupakan surga para pemburu kamera. Aku membayangkan akan menemukan banyak toko kamera, namun aku tidak menemukan. Belakangan, setelah aku googling kembali, ternyata toko-toko tersebut berada di dalam gedung di sekitar Jalan Samanhudi. Gedung yang aku masuki hanya gedung di dekat pintu masuk yang berada di Jalan Pasar Baru Selatan. Ternyata aku salah gedung, pantas saja tidak ketemu. Sepertinya, aku akan kembali lagi ke pasar baru dalam waktu dekat ini.
Akses ke pasar baru dapat dengan commuterline/KRL turun di stasiun Juanda lalu berjalan kaki. Selain itu, bisa juga dengan busway turun di halte Pasar Baru, dari halte tinggal menyeberang menggunakan jembatan.
Komentar
Posting Komentar